Aku ingat, waktu kecil aku pernah menanyakan hal-hal yang tidak pantas kepada Almarhumah Uyutku. Pada saat itu respon beliau hanya diam dan mukanya agak terlihat sedih. Aku gak paham maksudnya apa, aku tanyakan sekali lagi. Beliau tetap diam. Mungkin beliau lagi capek? Ah yasudah aku lanjut main aja sama sodara yang lain.
Setelah beliau wafat, aku baru sadar kalau aku pernah punya memori itu. Saat aku menanyakan hal yang tidak pantas. Sesaat langsung terasa sedih karena tidak sempat meminta maaf. Tapi kenapa saat itu aku gak merasa bersalah ya? Kenapa aku baru paham sekarang? Setelah bertahun-tahun, setelah usiaku bertambah.
Kalau dipikirkan lebih dalam, saat itu mungkin aku hanya berusia 7 atau 8 tahun. Aku hanya menanyakan hal yang aku ingin tahu. Begitupun semua anak di usia itu, kadang mereka bertanya hal-hal yang vulgar. Anak-anak sedang belajar untuk mengenal lingkungannya, belajar kosakata baru, mengenal orang baru, dan hal-hal yang baru mereka temui. They want to know everything.
Lalu gimana menghadapi anak yang kebablasan dalam bertanya? Yang tidak sengaja mengutarakan kata-kata yang bisa menyakiti perasaan orang lain?
Jika bisa pergi ke masa lalu, aku akan menasehati aku kala itu. Aku akan bilang kalau pertanyaan itu tidak sopan, dan bisa membuat hati Uyut sedih. Kamu mungkin belum paham, tapi suatu hari kamu akan paham.
Kembali ke permasalahan temanku, dia bilang selain menanyakan hal sensitif, anak kecil ini tahu berbagai kosakata kasar dan berkonten dewasa. Kalau pikiran sedang tidak jernih dan emosi sedang meluap, pasti kita menduga apakah orang tua anak ini lah yang membicarakan kita sehingga anak ini mendengar lalu karena ingin tahu dia menanyakan kepada kita. Jangan dulu emosi, kalau dipikir bukannya isi dari sinetron di negara kita memang banyak menggunakan kata-kata berkonten dewasa? Anak kecil mudah menyerap hal-hal yang dia dengar dan lihat.
Suatu hari kalau aku ada di posisi orang yang menjadi 'korban julid anak kecil' aku berharap aku bisa tenang menghadapinya. Aamiin.
